28 Jan 2014

Satu Detik yang Lalu


Siang itu di sebuah kantor kecil yang bergerak di bidang telekomunikasi dia duduk didepan lengkap dengan computer PC, telepon, dan secangkir kopi favoritnya.  Jarinya sedang menari-nari diatas keyboard komputernya, dengan berjuta mimpi dan ambisi yang ada di kepalanya.  Karena pekerjaannya sudah selesai dan tidak ada telepon berdering atau pelanggan yang complain dia bermain social media yang pada jaman itu sangat popular berlambang huruf “F” dengan latar belakang biru. Asyik sekali dia chating dengan saudara sepupu yang jauh disana, entah sudah berapa puluh tahun tidak bertemu dikarenakan pakdenya atau paman sebutan untuk abang ayahnya dalam bahasa Jawa ditugaskan dipulau itu.  Mulai dari Tanya kabar, sampai pekerjaan apa yang dilakukan sekarang.  Detik itulah dia mulai bercerita semuanya tentang pekerjaannya sekarang  kepada sepupunya.  Dan mulai detik itulah serangkaian takdir hidupnya dimulai.  Jika satu detik yang lalu semua itu tidak terjadi semua tidak akan seperti ini.  Bahagia, senang, sedih dan ini benar-benar hidup yang sesungguhnya.  Satu detik sangat mempengaruhi hidupmu, hanya dengan satu detik sesuatu bisa merubah hidupmu.  Hargailah waktumu walaupun hanya satu detik.

22 Jan 2014

Satu Dari Ribuan Pulau di Kepri



 
Sebuah pulau kecil di Provinsi Kepulauan Riau yaitu Numbing yang terletak di Kecamatan Bintan Pesisir, Kabupaten Bintan dengan luas Wilayah 53 km² yang berbatasan dengan Sebelah utara dengan Desa Kelong dan Desa Mapur, Sebelah selatan berbatasan dengan Senayang, Sebelah barat dengan Desa Mantang Besar, dan Sebelah timur dengan Laut Cina Selatan.  Pulau numbing adalah pulau yang cukup padat penduduknya dengan jumlah penduduk sekitar 4000 jiwa yang mayoritas pendatang dari daerah Sumatra dan Jawa.  Beberapa waktu yang lalu kami berkesempatan mengunjungi pulau ini. Untuk sampai disana membutuhkan waktu kurang lebih satu jam menggunakan pompong atau perahu mesin dari Kijang, tepatnya di Pantai Impian Barek Motor. Dalam waktu sehari hanya ada tiga pompong untuk menyeberang kesana.  Sebagian warga desa numbing melakukan aktifitas ekonomi di kijang untuk jual beli.  Mereka memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan berbelanja di Kijang karena selain lebih murah juga lebih lengkap apalagi untuk warga yang berdagang kebutuhan pokok di pulau ini.  Sehingga setiap hari sangat padat penyeberangan di pelabuhan dari numbing ke kijang dan sebaliknya.
Setelah pompong kami merapat di pelantar pelabuhan, saat itu kami berlabuh di salah satu pulau di numbing yaitu Gin besar.  Pulau numbing sendiri tediri dari tiga pulau yang dihuni yaitu Gin Besar, Gin kecil, dan Numbing.  Kemudian kami menyusuri jalan dari pelabuhan yang merupakan pusat dari pulau tersebut menuju ke rumah-rumah penduduk.  Sangat mencengangkan jalanan disana hanya di aspal sekitar pelabuhan saja dan sisanya hanya jalan tanah kerikil dan sempit.  Kebetulan kami menginap di rumah dinas salah satu guru SMA Negeri di pulau tersebut yang jaraknya cukup jauh ditempuh dari pelabuhan.  Sepanjang jalan hanya hutan pohon karet yang terhampar luas tanpa aspal dan penerangan.  Sebagian besar wilayah di pulau numbing dipenuhi oleh lahan pohon karet karena disana terdapat perusahaan karet yaitu PT. NUMBING JAYA.  Perusahaan itulah yang menjadi tumpuan bagi penduduk numbing sendiri dan juga pendatang sehingga menjadi tujuan utama bagi setiap orang yang mengadu nasib di pulau ini.  Sebagian besar penduduk numbing hidup dengan bekerja di perusahaan karet tersebut.  Karena Perusahaan memberikan kesejahteraan yang layak untuk warga yang mau bekerja di PT. NUMBING JAYA.  Siapapun warga numbing dengan latar belakang pendidikan apapun bisa dengan mudah diterima sebagai karyawan di perusahaan tersebut.
Selesai meyusuri hutan pohon karet sampailah kami di rumah dinas guru yang terletak di SMA Negeri 7 Bintan.  Tempat tinggal guru memang terletak tidak jauh dari tempat mereka mengajar.  Rumah-rumah dinas Guru disana adalah bantuan pembangunan dari Kabupaten dan Provinsi.  Ternyata memang belum banyak pembangunan yang dilakukan disana sebagian besar masih hutan dan lahan-lahan kosong.  Pada SMAN 7 bintan saja hanya terdapat 2 (dua) ruang saja tiap kelasnya.  Bahkan disana belum ada listrik kecuali dari tenaga genset desa, itu pun hanya dari dari pukul 18.00 sampai pukul 23.00 saja.  Selebihnya warga disana melakukan kehidupan sehari-hari tanpa penerangan.  Sungguh ironis terkadang, sebuah pulau yang sudah cukup berkembang dan padat penduduk tetapi belum teraliri listrik sepenuhnya.  Maka dari itu banyak warga yang lebih memilih menempuh pendidikan di kota dikarenakan masih kurangnya fasilitas pendidikan disana.  Bahkan banyak anak-anak disana kurang bersemangat melanjutkan sekolahnya karena pemikirannya yang masih sangat sederhana.  Meraka beranggapan tidak sekolah pun masih bisa diterima bekerja di Perusahaan karet disana.  Selain itu masih kurangnya juga perhatian para wali atau orang tua dalam mengamati pendidikan anak-anaknya karena kesibukannya mencari nafkah keluarga.
Pulau numbing sebenarnya memiliki potensi alam yang cukup besar dan bisa digali.  Salah satunya adalah sangat layak bila dapat dijadikan objek wisata bahari.  Bebatuan dan pasir putih pantai disekitar daerah Busung Kerani Gin Besar sangat cocok dibangun resort untuk wisatawan berlibur. Ada sekitar 20 (dua puluh) hektar lebih yang bisa dijadikan wilayah pariwisata.  Pasir dan lautnya yang biru belum tercemar dan memiliki daya tarik tersendiri.
Inilah salah satu dari ribuan pulau di Kepulauan Riau.  Pulau Numbing yang sangat banyak menyimpan potensi tetapi masih kurang adanya ketertarikan dari pihak pemerintah daerah untuk lebih mengembangkan dan meningkatkan fasilitas untuk kehidupan masyarakat kedepan.  Saat ini yang hanya bisa dilakukan warga hanyalah menjaga kelestarian potensi alam dengan cara mereka sendiri dan dengan fasilitas yang seadanya.
Oleh : Vitya Paramita Moehadi
 

Ya Latif

Pasrah ...........
hanya kata itulah saat ini
karena hanya Engkaulah Ya Allah
yang bisa
dan yang mampu
membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin
kalaupun aku tidak dapat
Masih ada CintaMu Ya Allah
saat ini dan seterusnya
CintaMu yang lebih Indah
Lebih Megah
Cinta Dunia hanya sesaat
dia ada karenaMu
aku ada karenaMu
Ku kembalikan semuanya kepadaMu
karena cinta ini KarenaMu
Ya Allah Ya Latif
Lembutkan Dia

Hingga Kedipan Terakhir

Terimakasih ya Allah
sempat mempertemukan dengannya
ntah ini ujian atau takdirmu
walau sebentar saja
aku rasa luar biasa
mungkin orang-orang itu yang kurang bisa
memaknainya dalam sebentuk Hikmah
saat ini aku belum sempat
setidaknya aku bisa lebih baik dari dulu
aku masih belajar
dan terus belajar
Ajari aku selalu Ya Allah
di setiap hembusan nafasku
Kedipan Mataku
aku hanya belajar memaknainya
dari setiap kesalahan menjadi hadiah luar biasa
Dari Mu Ya Allah
hingga kedipan ini berhenti
selalu cintaMu Ya Allah Ya Tuhanku Yang Esa

60 Tahun












20 Desember 2013
Tepat 60 tahun usiamu
jika detik ini udara masih memihaknya
untuk dia hirup
melihatku seperti sekarang
yang sebagian orang bilang belum apa-apa
tapi bagiku sudah sangat luar biasa
itulah yang belum sempat
dia tersenyum karenaku
aku bukanlah apa-apa tanpamu
tanpa perjuanganmu
tanpa senyummu
Selamat mengulang hari lahir Bapak
hanya kau pria pertama dan terakhir yang terhebat
dari gadis kecilmu di sini
yang mencintaimu
dari detik ini dan seterusnya
tunggu aku pak'e di tempat terindah-Nya

Ajari Dia

Jika akhirnya bukan aku
tidak apa
aku hanya berusaha dengan Doa
disetiap malamku, siangku, pagiku
tak pernah luput namanya
karena ini semua karena Mu
datang dari Mu
jika Kau minta kembali
hanya ku mohon satu untuknya
Ntah kapan Tuhan
Lembutkanlah dia
Ajari dia
Lunakanlah hatinya
dia yang salah bukan disengaja
dia tak akan pernah tau tanpa Kau beri tahu
aku hanya ingin dia tidak sia-sia
karena aku mencintainya KarenaMu

Proses itu rasa

Kali ini .............
dia akan berusaha mencintainya
melalui proses yang bernama usaha
tidak seperti yang lalu
tanpa proses
tanpa usaha
semuanya terasa biasa
hingga perlahan tanpa dia sadar
tidak dia mengerti
itu rasa apa
rasa bahagia tapi bukan bahagia
rasa suka tapi bukan suka
rasa itu mengalir tulus
tanpa usaha apalagi syarat
sampai waktunya rasa itu
harus dia kembalikan lagi ke pemilikNya
Sayang, Tuhan hanya menitipkannya
sebentar saja
Dia mengembalikannya dengan berjuta rasa
yang mungkin dia tidak bisa merasakannya lagi
Dari Mu rasa ini
dan ku kembalikan Rasa ini
dia akan memulai lagi dengan proses tapinya...

Hanya Punggung












Ntah kenapa...

begitu takut malam ini
takut kehilangannya
yang sebenarnya memang sudah hilang
hilang bersama kebisuannya
kekakuannya...........
dan kekerasannya ...........
tapi itulah dia yang ku suka
sekarang hanya punggungnya
yang bisa ku nikmati
dari jauh ...... dari belakang ........
dia berlalu bersama malam
malam yang tak akan mengalah menjadi siang
seterusnya dan seterusnya

Dunia Peri



Terkikis kehidupan baruku, baru tersadar saat ini sudah lama jari ini tidak menari-nari pada keyboard meniti dan melangkah huruf demi huruf menyusun suatu makna.  Peri ini cukup lama bersembunyi dari dunia imaginasinya bukan karena sengaja melupakan hanya saja peri ini sedang malu untuk sekedar mengekspose coretannya ke media.  Jarinya tetap menari  dengan penanya di atas kertas yang tidak terpublikasi.  Peri ini cukup sadar untuk lebih adil membagi waktunya di dunia imaginasi dan dunia realita.  Satu kesimpulan darinya  ternyata dunia imaginasi lebih indah karena semua mengalir tulus tanpa ada kepura-puraan dan kebohongan.  Welcome duniaku yang tulus…
 

Coretan Peri Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang