25 Des 2016

sepotong rindu

Pada bilangan-bilangan desember itu kutaruhkan 
Kala matahari berseri kegirangan 
Tanpa sesal untuk sepotong rindu



15 Des 2016

aleppo

Entah mungkin terpikir saja tidak untuk sekedar membaca berita sambil duduk minum teh
Bisa melihat langit keesokan hari sudah anugerah luar biasa
Apalagi berbedak, wajah mereka tidak terkena debu reruntuhan bangunan saja sudah bersyukur
Boro- boro ada suara anak yang merengek minta mainan baru, disana mungkin banyak rengekan anak yatim piatu mencari ayah ibunya
Saat suara musik favorit merdu ditelinga, mereka sudah tuli dengan suara ledakan, tembakan, dan reruntuhan
Inilah nikmat hidup damai yang kadang tidak terbersit sedikit saja ditengah-tengah kesibukan kita.
“Ya Allah tolonglah mereka menghadapi kaum musuh-musuh mereka dan para penolong musuh mereka dari kalangan orang-orang munafik. 
Ya Allah tepatkanlah bidikan mereka, satukanlah barisan perjuangan mereka, dan satukanlah kalimat mereka di atas kebenaran, Ya Hayyu, Ya Qayyum.”
“Ya Allah, kami mengadu kepada-Mu akan kelemahan kami, sedikitnya jumlah kami, dan kehinaan kami di hadapan manusia.”
Amin Ya Rabb..

9 Des 2016

Bulan dua belas

Masih dapat lekat
Ku singkap rambut hitammu
Ada sudut mata yang sedikit berkerut
Dan sudut batu yang mulai berlumut
Entah sudah berapa windu
Kulampaui keindahan ini
Yang tidak mungkin tanpa doamu
Tak henti tertatih
Hingga bisa menggenapkannya
Bahkan semesta pun 
Tidak cukup membalasnya
Ku mohon kepadaNya
Agar bahagia selalu disisi
Dan waktu tetap berpihak
Sampai tiba hari itu 
kembangkan senyummu
Selamat bulan dua belas
Untuk bintangku yg paling terang
Dihati dan dilangit ke tujuh
Selalu terangi dunia dan akhiratnya








6 Des 2016

pedih

Dihujani seribu jarum
Bahkan tidak lebih pedih
Bila angin enggan berpihak
Untuk sekedar
Melambungkan mimpinya
Apa itu sejatinya cinta

24 Nov 2016

Pahlawan ilmu

Kau ajarkan ku warna
Hingga menjadi pelangi
Kau ajarkan ku kata
Hingga menjadi paragraf
Kau terangi jalanku
Hingga tapakku lurus berjalan
Kau lambungkan mimpi-mimpiku
Hingga menuju nyata
Tak lekang kau membaginya
Jasamu abadi dikefanaan ini
Pahlawan ilmu..
Terimakasih 



Lentera Ilmu

Peluhmu demi ilmu
Tak lelah memberi 
Mengajar untuk kami
Bertaruh tenaga dan waktu
Terimakasih guru
Engkau sinari jalan-jalanku
Untuk masa depan cerahku
Demi makna-makna hidupku
Terimakasih guru
Untuk segala lentera ilmu
Dalam tiap langkahku
 


15 Nov 2016

Peramu

Andai aku peramu rindu Akan kuramu senyawa ajaib Hingga mereka melebur  lalu meluap dalam bejana Tapi aku hanya peramu kata Dan rindu itu bertaburan

Termanis

Bila sebut itu luka
Tak pantas pahitnya diukur
Jika bilang itu pedih
Tak mampu pedihnya terasa
Kalau sempat airmata terseka
Itu bukan bahagia
Dia hanya luka termanis


3 Okt 2016

TulisanNya

Kepalaku sudah hampir pecah menelaah kata tanya yang belum sempat kamu tanyakan
Mulutku sudah terjebak dalam jawaban yang tidak pernah ada pertanyaannya
Apa mau dikata jika Tuhan yang menulisNya
Sudahlah titik saja

30 Sep 2016

Dongeng Malam

Selamat malam duhai malamku
Masih dengan beberapa baris kata
Yang akan menjadi cerita
Tentang matahari hingga bulan
Mana yang putih atau keabu-abuan
Kapan cinta, suka, atau luka
Membentuk seutas makna
Sebuah dongeng kelak
Untuk suatu masa kanak-kanaknya





22 Sep 2016

Kopiku

Hambar pagi ini jika aromamu tidak mengudara
Pahit, kental dan pekat beradu
Ramuan candumu 
Kau kopiku







21 Sep 2016

Pola

Jika titik terkumpul menjadi pola
dan pola terkumpul menjadi lukisan
ingin kubuat itu seindah mungkin
terulang tanda tanya
tanya yang sudah terjawab

-A-

20 Sep 2016

Masih Kamu

Seketika bahagia mengepungku, saat kutatap lekat wajahmu
Mendadak keteduhan menyergap, saat kunikmati sekulum senyummu
Dan sekejap rindu mengendap berlalu dalam hening memecah sapaanmu

19 Sep 2016

Tanggal Dua puluh

Secerah pagi ini
Saat aku masih bercengkrama seperti dulu waktu kanak-kanak
Tanpa sandiwara, tanpa pura-pura bahagia
Walaupun tanpa lilin 
Tetapi kali ini tanpa rindu yang berbisik sinis menggelayuti
Lalu dia berkata
Semoga sinarmu makin cerah
Tetap menjadi gadisku yang riang
Semakin berwarna hingga tak terhingga
Selamat tanggal dua puluh


16 Sep 2016

Sabtu di Bandara

Masih menunggumu dibawah awan-awan berharap kau akan terjun dan menerobosnya paksa melewati partikel-partikel transparan yang indah seperti kapas berhamburan.
Dengan sepasang kaki berbalut sneakers putih yang masih setia dengan langkahku dan semoga Tuhan mengijinkannya untuk menjadi dua pasang beserta langkahmu.
Aku dibandara sabtu ini.

15 Sep 2016

Pelupa

Aku yang kadang terlupa menghapusmu dalam ingatanku
Setelah lalu kau benamkan dalam jerami
Saat jiwaku sudah mulai biasa dengan keteduhan yang ternyata kau pupuk tanpa menyiramnya

Pertapa

Diam tidak beranjak
Seperti lumpuh
Pandang tidak kasat
Seperti buta
Dengar tidak bersuara
Seperti tuli
Sunyi tidak berkata
Seperti bisu
Jalan tidak menapak
Saperti berhenti
Tetapi bergerak
Jiwanya menyusuri
Lorong-lorong sunyi
Mencari Tuhannya
Hanya dia dan Tuhan
Cukup mereka berdua



4 Sep 2016

Bulan Ke Sembilan

Bagai marathon
Waktu ini berlari berlalu
Hingga akan genap lagi
Pengurangan kesempatanku
Menikmati kefanaan ini
Kadang ku hanya merasa terjebak
Dengan tubuh yg tidak sesuai angkanya
Ku sambut saja dengan sunggingan senyum manisku
Semoga nantinya makin indah
Hari ini dan esok-esok seterusnya



Seikat Bunga

Tangkai demi tangkai
Kurangkai lagi bunga-bunga ini
Saat pernah kupetik ditepi jalanan
Dia yang sore tadi terabaikan
Hampir layu berserakan tertiup angin
Kini dia menjadi layak
Dan wangi semerbak
Berkilau dengan pitanya
Akan digenggam sempurna
Untuk dia yang kau puja






30 Agu 2016

Hadiah hiburan dari Tuhan

Kemarin dia termenung
Tertunduk lesu tidak semangat
Dia hanya belum sempat 
Berfikir yang terpantas
Lalu ikhlas datang mengahampiri
Dan dengan caraNya
Semuanya seakan indah
Jiwanya bebas
Kebaikan mengiringinya
Selarik cerita tak terduga
Hadiah hiburan dari Tuhan
Menyapa harinya



15 Agu 2016

Si Penghibur

Air itu mengalir begitu saja
Tanpa rencana dan cerita
Berlalu hingga semu
Tapi..
Tuhan selalu punya cara
Untuk menghiburku
Setiap harinya

11 Agu 2016

Cerita Kebun Teh


Pucuk-pucuk hijau siap dipetik lalu diseduh. Angin sejuk lewat saja menerpanya tanpa basa-basi.
Seperti sejuknya yang menghidupkannya dan menyuburkannya hingga menjadi hijau dan mewangi. Seperti sudah terlena  terbujuk oleh kesejukannya yang terkadang semu.  

Burung-burung itu hanya memandanginya dari ranting-ranting pohon seberang sana. Seperti tak menghiraukan tapi menyampaikan pesan. 

Terkadang juga hujan meneteskan air tidak tanpa kejelasan, bukannya hanya air yg dia punya.  Dan ia semakin ranum dan wangi, ia bertanya kepada burung kemana angin sejuk itu? "Akankah dia akan kembali menyejukanku dengan hembusan-hembusannya yg tidak pernah aku kenali?".  "Burung- burung hanya berkicau tak jelas dan tak dimengerti".

Kembali dia bertanya kepada hujan. Dan hujan hanya menjawab dengan senyuman dan tetesan airnya. Hingga akhirnya angin kembali menyapanya dengan kemarau. 

 Ia yang ranum menjadi kecoklatan hampir layu.  Tapi masih selalu ada hujan ataupun ditambah sedikit pelangi hingga ia hijau kembali.

2 Agu 2016

Doa kepada Hujan

Matahari belum sempat menyapa pagi
AwanMu turun diiringi tetesannya
Kesejukan menyapu debu-debu
Alunannya menggodaku
Kuberanjak mengintipnya dibalik tirai
Kuingin juga kesejukannya merasukiku
Tolong Kau sapukan juga untukku
Debu-debu yg enggan pergi
Sertai selalu dengan kesejukanMu
Setiap detikku, selalu saja begitu

29 Jul 2016

Sepotong Coklat

Hanya sepotong coklat
Yang kau rasa menenangkan,
di dunia saat ini
Jika sudah diujung asa
Kau hanya sanggup duduk
Dan menunduk jengah
Seperti menguras laut dengan sendokmu
Kau hanya setitik dari angkasa
Apalagi yg bisa kau lakukan
Duduk saja bersila 
Mengadahkan tangan
Dan meminta kepada Tuhanmu


24 Jul 2016

Mimpi Kita

Tenang dan tunggu saja disana ibu
Aku akan mencapainya
Aku akan melengkapinya
Hingga semuanya sempurna
Hingga akhirnya bahagia
Kau duduk saja dengan doamu
Tambah sedikit senyummu
Dan aku akan berlari lagi
Mengambilkan itu
Mimpimu dan mimpiku
Mimpi kita ibu

Menakjubkan

Lututnya sudah merah
Matanya mulai bengkak
Sikunya sudah hampir retak
Ntah ilustrasi seperti apa lagi
Yang bisa mewakili kelelahannya
Dia yang paling benci dengan kata lelah
Jika dia sebuah rumah 
Mungkin sudah hampir roboh
Dengan tiang-tiang sabar
Jawabnya dengan terbata-bata
Dia masih selalu sabar
Hingga pelangi dariNya
Menyinari dengan berwarna
Beserta kantong-kantong doa
Yang melambung dg sempurna
Suatu hari pasti tidak sekedar indah
Hingga waktunya tiba
Dan menakjubkan rencanaNya

22 Jun 2016

Nduk

Teringat kala itu, obrolan santai suatu malam yang menjadikan memori ini tak pernah melupakan celetukan bijak dari mulutnya.  Saat aku sudah mulai beranjak remaja, dia yg sudah mulai bingung memperhatikan tingkah laku putrinya yang terlihat tidak seperti waktu masih kecil.  Putrinya yang sudah mulai mengenal lawan jenis, ngobrol dg cowok di telpon, teman2 cowok yg mulai main ke rumah, dan tingkah2 lainnya.  Mungkin dalam benaknya sebenarnya dia sudah mulai gelisah untuk harus berbagi cinta dengan laki2 diluar sana yang tidak dia kenal akan merebut separuh hati putri tersayangnya.  Si putri yang sedang sibuk dengan dunia barunya sama sekali tidak menghiraukan kegelisahannya.  Hingga suatu saat si putri bertanya dengan santai, "Bapak, nanti maunya aku dapet suami yang gimana?".  Si ayah menjawab, "Sakarepmu nduk, sing penting kowe seneng, Bapake yo seneng!!".  Jawaban sangat sederhana dari mulutnya yg sampai sekarang selalu membuat hatiku bergetar jika mengingatnya.  Itulah jawaban sang cinta sejati di dunia ini.  Miss u so badly Dad

20 Jun 2016

Iri

Tau nggak.. Manusiawi jika kita merasa iri melihat orang lain yg lebih hebat dari kita, lebih pintar, atau bahkan lebih bahagia. Jika sekarang kita lihat dia sedang duduk dengan segala kelebihannya yg dia dapat.  Kalian tidak akan pernah tau apa yg dia lakukan sebelum dia duduk tadi, mungkin dia lelah setelah berlari, atau lelah menangis setelah kehilangan sesuatu yg sangat berharga darinya.  Saat kita memandang kondisinya sekarang, kita tidak tau apa yg pernah diperjuangkan sebelumnya, pengorbanan apa yg dia dapat untuk bisa mendapat segala kelebihannya sekarang.  Dari satu sisi kita mungkin dia terlihat sangat bahagia, dari sisi lain mungkin karena dia pandai untuk bersyukur, untuk tidak mengeluh, dan selalu berjuang buat hidupnya.  Jangan menilai sesuatu dari hasilnya saja tapi bagaimana proses yang menjadikannya seperti itu.

8 Jun 2016

Membumi

Masih membumi
Terkadang dia menyentuh kakiku
Jika khusyuk menyentuh keningku
Sejuk menyingkap sepi
Tidak perna sendiri
Dia menciptakannya untukku
Menemani jika sepi
Mewarnai disela-sela teriknya
Pesannya mudah saja
Rawat hingga Sang Cipta menyudahinya
Iya seperti malam ini dan yang lalu-lalu
Aku masih saja membumi




2 Mei 2016

Doa Selamat Pagi

Tidak lupa Doa selamat pagi. Suasana yg sama seperti kemarin, hanya kali ini aku yg selalu berusaha terus berdamai dengan pagi, sore, atau malam. Mereka sekelompok suasana yang selalu menemani kemandirianku. Tapi kali ini aku hanya ingin manja.

Berserah

Bagai patung
Diam tak bergeming
Kosong dan sunyi
Sejenak ku berkadu
Dari bahasa paling suci
Hati bertelepati 
Lewat sanubari
Suasana sakral
Hamba dan Tuhannya
Dia menyayangiku lewat sabar
Ku berserah

17 Apr 2016

Bersemi

Daun-daun itu bersemi
Setelah layu lalu gugur
Dan kusapu perlahan
yang jatuh dan beserakan
sekarang tampak hijau
Kurawat tak terhingga
Tak sanggup jika layu
Lalu mengering terbawa angin
Cukup seperti ini saja
Sampai indah
Sampai tak bermasa




16 Mar 2016

Sesendu Merindu

Saat rasa menghimpit dada 
Bagai reruntuhan memecah sunyi
Pecah menetes haru
Sesendu merindu

Teduh

Sederhana indah
putih bersih
senyaman taman
seteduh saung 
disini ku jalani
bernafas, bersyukur
dan berpayung
bercerita tentang hidup
menyatu padu
seperti jiwa dan pemiliknya
syukurku tak terbendung
nikmat jerih payah
dari Sang Peneduh Jiwa






20 Jan 2016

Lalui

Setenang air danau
Tanpa riak tanpa ombak
Terlihat natural
Anggun tak bersandiwara
Berjalan jatuh dan berlari
Batu bukan halangan
Ombak pun dipecahkan
Lalui saja katanya
Ini hanya bagian
Apalagi sekarang
Jika Sang Penulis
Selalu bersamamu




 

Coretan Peri Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang