31 Des 2015
Jingga sore ini
26 Des 2015
Seperti Mentari
17 Des 2015
Semesta Menari
22 Nov 2015
Pijakan
18 Nov 2015
Begitu Saja
16 Nov 2015
Terkikis
1 Nov 2015
Bunga Di Kebun Cengkeh
Dan sayapnya
8 Okt 2015
Pagi di Stasiun
27 Sep 2015
Seni Peri
Gantungan bambu
Desis Layu
19 Sep 2015
Dua Puluh September
18 Sep 2015
Pasangan Waktu
10 Sep 2015
rengekanku
7 Sep 2015
Dua Musim
Menarilah
2 Sep 2015
Kaffeinku
31 Agu 2015
Seperti Permen
27 Agu 2015
Aku tidak diam
19 Agu 2015
Si Nok
Awan gelap menyelimuti bumi
Senja pun mulai merayap
Percik air turun satu persatu
Lorong pertokoan kota semarang sudah mati
Dua anak manusia
Berjalan tak menghiraukan hujan
Beberapa langkah berhenti
Mengusap air mata dipipinya
Dan berkata "kang..aku lapar"
Ya.."singkong rebusmu masih satu, nok"
Jalan belum berakhir
Aspal mulai basah
Deru mobil kencang melalui
Menyibak air aspal membasahi
"Kang..aku semakin basah"
"Sudahlah, nok..", itu orang kaya yang lupa perababannya".
Langkahnya mulai gontai
Wajahnya pucat pasi, terbaring ditrotoar
Nafas tersengal air mata menetes
"Kang, apa aku sudah mati?".
"Tidak..nok, kamu hanya lapar"
Dipeluknya tubuh pucat dan kedinginan
"Nok.., kamu masih punya Tuhan".
Oleh : Moehadi
Pohon
Seperti pohon
Berdiri kuat
Saat badai menghampiri
Saat sang matahari menyapa
Saat terlucuti hujan
Dia tetap berjuang
Mengayomi
Melindungi
Menyejukkan dunia
Aku ingin seperti pohon
13 Agu 2015
Manusia hebat
4 Jul 2015
Titik
Akhirnya..
Saat puncak kemaksimalan
Telah berlalu
Ku habiskan ambisiku
Tertunduk dan menghela
Aku lelah
Saatnya tiba KuasaMu
Ambil alih segalanya
Kepasrahanku
Titik
16 Jun 2015
Dibalik Jendela
Punggung itu
Lirikan dibalik tirai-tirai syahdu
Yang tak pernah jemu
Kini berlalu sendu tanpa kata
Jejak telapak belum kering
Langkah semu dalam ragu
Saat jendela kau buka
Tetap tegar mata ini
Dan ku percaya
Tak akan lagi ada
Kau atau aku
Cukup tau
9 Jun 2015
ALIBI
Menunduk tak bersuara
Tersenyum mata tak berkerut
Ku harap lorong lorong ini sepi
Ditambah suara gerimis
Agar sebuah alibi sempurna
Terlahir dari bahasa tubuhnya
Sesat dalam jiwaku sendiri
Rasa sedihku sudah habis
Rumit lagi kutemukan
Setelah kulampaui yang lalu
Apalagi kubertanya, ini apa?
Kucoba lagi menyusurinya
Jika aku juaranya kelak
Ku tak menunduk di lorong-lorong
Ataupun menunggu gerimis
Akan ada hamparan rumput hijau
Dan ku bisa berteriak dengan senyum
mata yang mengkerut
Tanpa alibi
ENYAH
Sudahkah hilang, kupikir begitu
Hanya berucap ya sudah
Tiba-tiba ikhlas
Mendadak tak rela
Entah saja atau enyah saja
Beberapa tingkat lebih tinggi
Dari kata lelah
Kau yang semu
Nyata dalam harapku dulu
Jika kini kau berlalu
Nikmati saja hidupmu
Ku nikmati juga hidupku
Doakan aku
22 Mei 2015
Hadiah Tak Berpita
Saat ku berlari
Dan terjatuh
Batu selalu terdakwa
Dibaliknya prosesnya
Pernahkan kau pikir
Batu adalah hadiah
Hadiah dari Tuhan
Dia menyayangimu lewat hujan
Hujan yang berakhir
Lewat senyuman pelangi
Saat hikmah menjadi juara
Dalam sebuah kesabaran
Lalu berujung manis
Hadiah tak berpita
7 Mei 2015
Mentok
Bagai sebuah perahu yg harus dipaksa berjalan tanpa ada dayungnya. Hampir sama artinya dengan seharusnya melakukan hal yang belum siap dilakukan tetapi menurut waktu harusnya sudah dilakukan. Jika divisualisasikan adalah saat otak sudah memerintahkan tubuhmu untuk bergerak, namun ada suara jauh dalam pikiranmu entah otak sebelah mana berkata tidak sekarang. Beberapa dari manusia mungkin pernah mengalami fase yang sangat menguras energi yang perlahan akan membakar ego dan logika lalu dilebur secara bersamaan. Tetap saja intinya sangat rumit dan tidak mudah dijelaskan.
5 Mei 2015
Zombie
Bagai zombie
Hidup tak berjiwa
Raga tapi tak bertuan
Sandiwara kelas teri
Berperan utama
jiwa mulai tersesat
Entah kemana
Jiwa yang tak kompak
Berdampingan dengan raga
terjebak kenyamanan semu
Lari saja kemana
Sosok putihnya
Membujuk rayu
Lagi-lagi ketidaktegaan
11 Apr 2015
Ilusi
Nyaman, hangat..
Pelindung yg jenius
Baik tapi angkuh
Lembut kadang keras
Terangkum dalam
Satu subjek
Ilusiku dalam realita
Nyata terkadang mimpi
Ada tetapi semu
Sempurna dlm khayal
Beda saat nyata
Hanya kemungkinan
Sang pemilik Arsy
Jika dia ada
Pelit
Pelit terungkap
Seperti kurang ikhlas
Materi tak terhitung
Jika sedikit saja
Berilah rasa peduli
Di sekeliling realita ini
Tak perlu banyak
Cukup saja
Sebuah kepedulian
Bagi yang peduli
8 Apr 2015
Koma
Bait ini
Terkuras energinya
Saat keharusan
Melawan sebuah tanda
Untuk menjadi koma
Tidak ada kata sudah
Terus saja katanya
Tidak ada kata mudah
Sendiri
Berlari dan mengayuhnya
Bahkan mata kaki ini
Ingin seperti matanya
Yang bulat dan berkaca-kaca
Harus kemana
Kuteduhkan jiwa sejenak
hanya ingin menghela
Lalu bersandar
10 Mar 2015
Terduduk
Terduduk disini
senyaman awan
mengambang bimbang
harusnya usai
menghampiri rasa
yang sempat terluka
ntah apa katanya
kumohon kan cukup
lalu beranjak lari
seperti bisikan lirih
tetap disini
lagi-lagi rengekan
tak tega mendominasi
hingga kapan
26 Feb 2015
Ikhlas
kala Ilmu itu
mendekap mesra
perlahan bergelayut
rasa tanpa kesanggupan
ajarkan rasa kecewa
lepaskan sayang
suka, rindu, cinta
apapun dalam
genggaman eratmu
Ilmu itu ikhlas
menjulang lagi
naik tingkatannya
bukan tanpa rintangan
16 Feb 2015
Ketidaksengajaan
Terbersit kata tanya
Waktu itu saat
kehampaan berpikir
Apa ini..
Gerakan hati
Yang tak sejalan
Dengan logika
Berawal tak disengaja
Namun pergerakannya
Semakin disengaja
Berlarut perlahan
Satu demi satu terkikis
Sebongkah rasa nikmat
Demi sebuah ketidaksengajaan
Dalam ambang sadar
yang disengaja
Jika Ini
Sang Maha Tercinta
Jangan lagi kumohon
Semuanya terulang
Asap lelah itu
Sudah berkerumun
Hampir meluap
Hawa kepasrahan
Telah cukup
Harus apa lagi
Jika perjuangan ini
Kau hentikan
Yang akhirnya
Bahagia jd juara
Jika ini endingnya
Akhiri penantian
Dengan senyuman lega
13 Feb 2015
Unconditionally
Sinarnya masih redup
Sekuat tenanganya
Memancarkan seterang-terangnya
Bintang tak seterang dulu
Tanpa bulan kali ini
Keadaan memaksa
Keterpisahan terjalin
Matahari tersenyum
Menawarkan percikannya
Bintang terdiam
Bibirnya kelu
Bulan tak sehebat matahari
Entah kenapa
Begitu saja
Tanpa syarat
Dasarnya
12 Feb 2015
Sepeda
Saat sepeda kau kayuh
Pelan hingga tiba
Tempat ini
Bukankah
sejak sepeda ini ada
Ku mulai mengayuhnya
Bersamamu
Ku tak pernah menilai
Dari berapa rodanya
Cukup saja
Karena kau ada
Jika waktu mengubahnya
Tetap kukenang
Kau, sepedamu..
28 Jan 2015
JAUH
Jauh..
Tak tergapai
Saat sayap
Memaksanya kembali terbang
Tinggi..
Tak terjangkau
Pijakkan nyaman
dan hangat
Berlalu tanpa cerita
Terbayangkan rasa
Indah namun ambigu
Keterpisahan senyap
hati bertelepati
Lewat rindu dan Doa
dalam awan-awan
antara pijakan
antara udara
21 Jan 2015
TAHTA
Kata bertuah itu
bagai lumpur penghisap
menenggelamkan logika
sisi putihmu yang dulu
tanpa sadar terperosok
dalam kubangan ambisi
yang tak ada hentinya
semakin dalam dan seterusnya
mereka mulai merasukimu
menarikmu kedalam lubang hitam
ku mohon Tahta
jangan kau curi
kenaifan keluguan itu
aku rindu putihnya yg lalu
9 Jan 2015
Jeda
Hanya jeda
saat rasa terbengkalai
kedua sisinya
ada peduli
yang dia pikir tersisa
jika ini bukan sisa
lalu apa
cukup jeda
yang menguji ini
sedalam apa
jeda itu sendiri
menyimpulkannya
untuk sebuah rasa
yg luar biasa tingkatnya
cukup aku dan jeda
8 Jan 2015
Tugu Muda
Tegak menjulang
Tegap tak bergeming
Kilauan cahaya keemasan
Lalu lalang keramaian
Saksi bisu sakral
pemuda pemudi
tangguh kota ini
yang bertahan atau hijrah
tetap selalu kembali
sekedar tersenyum
memandangmu
Simbol kota ini
Semarang, 20 September
Awal ku cium wangi kotaku