Nafasnya tersendat-sendat, terengah-engah melihatnya. Dia berusaha lari sejauh mungkin dari tempat itu. Tempat yang cukup menyiksanya pelan-pelan hingga hampir gila. Terjebak disini rasanya, dia selalu dikalahkan dengan perasaan mudah ibanya itu. Aku muak melihat dia yang terlalu baik, hingga segala perasaan diabaikan untuk menyenangkan yang tidak pernah memberi dia kesenangan. Kasihan sekali rasanya, tapi dia tidak pernah kasihan dengan dirinya sendiri. Perlahan entah kapan, atau memang sudah terjadi. Tempat itu sudah mulai terbiasa atau tiba saat meninggalkannya. Tempat yang tak akan pernah paham semua arti perasaan dan pengorbanannya. Mereka yang mementingkan diri sendiri untuk kebahagiaannya tanpa tahu siapa disudut sana yg selalu tulus mendukung dan selalu mengerti tentangnya. Sudah saatnya berlari lagi dari tempat itu mungkin untuk selamanya.
10 Mei 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar