29 Mei 2014

Sebatang Ubi Kayu

tidak secantik mawar yang berduri
tidak seanggun anggrek bulan yang manja
apalagi semempesona sakura
saat teriknya menyengat
akan tetap kuat
sewaktu musim gugur menyapa
tak gugur juga
jika air hujan tak menyambut
masih saja subur
aku hanya sebatang mahluk CiptaanNya
yang akan tetap tumbuh
walau sekeliling tak pernah melirik
menjadi semakin kokoh
saat sekitar mencampak
dunia luar yang liar tak akan mengubahku
Hanya Sang Pencipta Mentari
Yang berKuasa atas diriku
sebatang ubi kayu yang tak menarik
hampir terlupakan jaman
akan tetap hidup subur
tumbuh apa adanya
dimanapun dia berdiri

22 Mei 2014

Opera Si Ulat Bulu

Menggeliat menjelajah cari mangsa
Hinggap ke daun yang segar
Satu habis digerogotinya
Lagi ke daun yang lebih hijau
Esok ke daun yang lebih muda
Daun yang terperdaya
Tak berkutik dengan pesonanya
Si buntal yang gatal
Sampai metamorfosis
Menjadikannya kempompong
terbujur dalam selongsong
Tamatlah petualangan
Si ulat bulu

21 Mei 2014

Dibuang tak Sayang

Mereka hangat dengan selimut mungilmu
Aku dingin dengan selimut alam
Mereka sehat dengan air kental ajaibmu
Aku sakit dengan  genangan air comberan
Iri ingin sebahagia mereka
Harusnya sama
Ada karena cinta
kenapa aku terbuang
Dipaksa untuk hilang
Seolah tak berhak
mencium wangi dunia
Dosakah dengan ketidakberdayaanku
Ego mengalahkan nuranimu
Demi nama menutup aibmu
Aku sudah tenang setelah ini
Hanya mendoakanmu tugasku
Setidaknya terimakasih
Sejenak ku rasa
Tempat hangat dan nyaman
Dinding paling kokohmu
Kau tetap ibuku
Walau tak sempat
Bibir kecilku
Berteriak memanggilmu

19 Mei 2014

Coretan Kecil untuk Calon Pemimpin Negeriku

Siapa pun anda dan pasangan anda kelak
Kami merindukan sepasang yang melengkapi
Sepasang yang kuat dan tangguh
Menopang negeri ini
Sepasang yang bijak
Menuntun negeri ini
Sepasang yang berilmu
Meneladani negeri ini
Dan sepasang yang bernurani
Menjadikan nyaman dan tenang negeri ini
Sepasang yang sejati
Hargai kami yang kelak memilihmu
Kami hanya ingin negeri ini
Menjadi indah lagi
Calon pemimpinku yang baik
Jangan jadikan semu
Harapan kami yg besar ini
Demi kami dan merah putih kita
Semerah semangat perjuanganmu
Seputih hati dan jiwamu
Secarik coretan kecil dari rakyatmu
Untuk calon pemimpin negeriku

15 Mei 2014

Mati Rasa

Seperti tertampar kali ini
Bangun dari mimpi burukku
Tersadar sudah selama ini
Hatiku tertidur
Bagai mati rasa
Seklumit kisah lampau
Membuatnya jadi berkeping-keping
Yang belum sempat menyusunnya lagi
Ntah karena apa
Aku yang terlalu sibuk dg dunia lalu
Atau aku yg terlalu kejam dg hatiku
Beri aku waktu
Untuk bisa menyusunnya lagi
Satu persatu hingga utuh kembali
Semoga kepingan terakhir
Menjadi ending yang indah
Dan semakin kuat
Tak akan pecah lagi
Kekal hingga akhir nanti

10 Mei 2014

Tentangnya

Nafasnya tersendat-sendat, terengah-engah melihatnya.  Dia berusaha lari sejauh mungkin dari tempat itu.  Tempat yang cukup menyiksanya pelan-pelan hingga hampir gila.  Terjebak disini rasanya, dia selalu dikalahkan dengan perasaan mudah ibanya itu.  Aku muak melihat dia yang terlalu baik, hingga segala perasaan diabaikan untuk menyenangkan yang tidak pernah memberi dia kesenangan.  Kasihan sekali rasanya, tapi dia tidak pernah kasihan dengan dirinya sendiri.  Perlahan entah kapan, atau memang sudah terjadi.  Tempat itu sudah mulai terbiasa atau tiba saat meninggalkannya.  Tempat yang tak akan pernah paham semua arti perasaan dan pengorbanannya.  Mereka yang mementingkan diri sendiri untuk kebahagiaannya tanpa tahu siapa disudut sana yg selalu tulus mendukung dan selalu mengerti tentangnya.  Sudah saatnya berlari lagi dari tempat itu mungkin untuk selamanya.

Biasa saja

Jangan pandang saya
Dari sisi itu
Cukup dari hati ini saja
Saya tidak sehebat itu
Dan tidak sekuat yg dikira
Apapun saya tidak pernah
Bisa jadi luar biasa
Tanpa kamu
Karena saya biasa saja
Tapi rumit sekali
Hampir menyerah saya
Mencari persembunyianmu
Kilaumu yang tidak terpancar
Dari kemewahanmu
Tapi cahaya dari kesederhanaanmu
Putih bukan dari elok rupamu
Tapi putih nuranimu
Yah..cukup kamu
Yg biasa saja

5 Mei 2014

Disisi sayapmu

Kata ini yang paling takut untuk aku ucapkan.  Saat waktu sudah mendekati siap untuk melepasnya.  Sejauh-jauhnya, sebebas-bebasnya biarkan sayapmu berkepak leluasa mencari dan pada akhirnya menemukannya.  Tetap saja dengan berjuta rasa ntah tak tahu dibilang apa.  Dari ujung khayalku tetap ku tiupkan angin-angin realita untuk sedikit saja membantu laju kepakan sayapmu.  Selalu dan sampai ku lelah, tapi sepertinya tak ada kata lelah untuk ini.  Selama udara masih berpihak padaku angin-angin Doa ini akan setia berhembus disisi sayapmu.

 

Coretan Peri Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang