Entah sekarang apa manfaat sebuah pendidikan. Kata itu tidak pernah menjamin tingkat etika seseorang. Mungkin aku yang terlalu absurd mencernanya. Apakah tingkat pendidikan berbanding lurus dengan etikanya, atau sebaliknya. Atau aku yang terlalu naif mendengar celotehannya. Aku sudah tak bisa membedakan mana argumen mana makian. Mungkin terlalu tinggi ilmunya hingga kosakatanya sudah tak bisa ditemukan lagi dalam kamus besar bahasa indonesia. Tolong tambahkan kosakata pada abjad "K" untuk "ka*pret". Sepertinya dia pernah bolos di mata kuliah etika komunikasi.
27 Feb 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar