Aku sedang melihat ke langit
Memejamkan mata sambil mengecup doa
Jika kau lihat seribu bintang berkedip
Itulah yg aku mohon kepada Tuhanku
Tanpa kau meminta
ayunan gemerlap peristiwa dan cerita, setulus harapan seindah keajaiban
Aku sedang melihat ke langit
Memejamkan mata sambil mengecup doa
Jika kau lihat seribu bintang berkedip
Itulah yg aku mohon kepada Tuhanku
Tanpa kau meminta
Bagaimana aku bisa lupa
Jika kau tanpa batas
Masih saja membuka kata
Jika aku saja yg selalu bergegas
Entah kapan masa
Cerita lalu akan pergi lekas
Kenapa jari ini mulai kelu
Demi sekedar menyapamu lewat kata
Atau kau sudah tanpa malu
Menyapaku lewat nyata ?
Sudah lama tak menyapamu lewat kata
Jika lewat senja bagaimana
Ataukah sudah terlalu larut
Demi sekedar berbisik tanpa raut
Aku berpura lupa kala hujan terlihat usai
kunikmati saja teduhmu dibalik jemari
jika saja rintiknya belum tuntas
Seperti apa lantas..
Seperti kemarin-kemarin
Saat kian merangkak maju
Seolah tertiup angin
Terbang laju tanpa pacu
Bersila lugu bertatap harap
Jika masa berkenan menyendat
Dalam asa menjelma kerap
Atau menciut seakan penat
Kala mengendap menapaki
Jalanan yang pernah kususuri
Jemari kokoh tanpa duri
Sehangat disanding mentari pagi
Rengkuhan bahu tak bersyarat
Dalam pikat mata lalu lekat
Tertarik terdekap tanpa sekat
Rasa tulus yang dirasa pekat
Masih mengerling dalam diam
Bagai akar lama terpendam
Kau yang tak bergumam
Masih kucinta diam-diam
Pasir ditepi-tepi pantai berbisik manja
Bersama ilalang pun merunduk berkenan
Kala matahari bersinar secerah tak terkira
Kita tergoda suguhan cuaca keheningan
Tanpa sela dilewatinya dengan lekas
Begitu saja mengalir pelan
Hingga tak terlintas akan membekas
Lalu sela bergegas
Kita perna tanpa sela
Dalam alunan canda gemas
Seketika nila memecah asa
Dan sapa kembali berkemas
Dia yang selalu taat
Menjajakan kepedulian
Terpaku satu keping rasa
Lalu perlahan terhibur dan membaur
Sececah sepi tersisip keriangan
Terusik tanya tanpa sanggah
Tidak semestinya ada
Kau berlalu
Bagai melupakan rahim ibu
Menjauhi wujudmu
Apalagi tidak mengecupmu di pagi hari
Buihmu masih tertinggal disudut bibirku bersama sejuknya pagi
Diujung bangku kunikmati kau berlalu semacam debu
Tenang kadang tersipu dan hampir tersapu
Tertepis rindu yang membatu
Kau serupa duri yang tercipta pada tangkainya
Melindungi elok tiap kelopaknya
Lalu kita berpadu ke taman-taman bunga itu
Kau masih duri pelindungku
Hari dilema
Aku terjebak didalamnya
Mereka sibuk saja dengan dunia
Entah apa guna
Masih saja melantangkan yang fana
Biarlah saja sesuka mereka
Suatu hari nanti ditanya
Bersaing demi apa
Tersisa hanya sia-sia
Kemarin yang berserakan disini
Aku masih menyusunnya lagi
Mungkin lusa atau esok hari
Jika mimpi-mimpi bisa kembali
Kau pasti tidak sendiri
Ada aku atau tidak sama sekali
Kala sunyi mengeja perlahan
Dari setiap jeda pada koma
Dalam kata lewat makna
Dan dari titik lantas rindu
Kau tetap tenang tak tersirat
Naifnya kau masih saja
Jadi tuan pada tiap baris sajakku
Jika aku dan jarak adalah sebuah partikel
Beserta seklumit massa pada semesta
Lalu gravitasi menyapa
Hingga pecah sebagian rindunya
Aku tidak pernah memanjakan angin
Dia akibat tiap kali rumput bergoyang
Aku pun tidak pernah dimanjakan angin
Saat semauku ingin kesejukan dikala terik
Hanya saja dia selalu beriringan
Beserta dinamika
Katanya merengek
Aku ingin kembang gula
Lalu merayu
Aku mau boneka
Esoknya menangis
Aku minta pelangi
Tanya saja waktu
Jawabnya..
Jiwa mulai pegal memikul gelisah yang menyapa kala senja
Dari kejauhan senja yang hangat
Masih berharap menyapaku lirih
Senja berbisik diujung gelisah
Andai saja dia lebur dalam pikulan
Aku tidak sekedar menyapa saja
Aku akan tersenyum dan merangkulmu
Jika hujan masih saja mengusik senyumku
Mohonlah kepada hujan menutup cerita
Lalu pelangi berkedip mesra antara hujan, "kata senja."
Jika mesin waktu dihadapanku pun
aku tidak berselera menyentuh tuasnya
apalagi berteleportasi ke masa lampau
demi memperbaiki ketidakbenaran
aku lebih suka seperti larva
bermetamorfosis menjadi indah
hingga menjadi kupu-kupu
Coretan Peri Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang