22 Jun 2016

Nduk

Teringat kala itu, obrolan santai suatu malam yang menjadikan memori ini tak pernah melupakan celetukan bijak dari mulutnya.  Saat aku sudah mulai beranjak remaja, dia yg sudah mulai bingung memperhatikan tingkah laku putrinya yang terlihat tidak seperti waktu masih kecil.  Putrinya yang sudah mulai mengenal lawan jenis, ngobrol dg cowok di telpon, teman2 cowok yg mulai main ke rumah, dan tingkah2 lainnya.  Mungkin dalam benaknya sebenarnya dia sudah mulai gelisah untuk harus berbagi cinta dengan laki2 diluar sana yang tidak dia kenal akan merebut separuh hati putri tersayangnya.  Si putri yang sedang sibuk dengan dunia barunya sama sekali tidak menghiraukan kegelisahannya.  Hingga suatu saat si putri bertanya dengan santai, "Bapak, nanti maunya aku dapet suami yang gimana?".  Si ayah menjawab, "Sakarepmu nduk, sing penting kowe seneng, Bapake yo seneng!!".  Jawaban sangat sederhana dari mulutnya yg sampai sekarang selalu membuat hatiku bergetar jika mengingatnya.  Itulah jawaban sang cinta sejati di dunia ini.  Miss u so badly Dad

20 Jun 2016

Iri

Tau nggak.. Manusiawi jika kita merasa iri melihat orang lain yg lebih hebat dari kita, lebih pintar, atau bahkan lebih bahagia. Jika sekarang kita lihat dia sedang duduk dengan segala kelebihannya yg dia dapat.  Kalian tidak akan pernah tau apa yg dia lakukan sebelum dia duduk tadi, mungkin dia lelah setelah berlari, atau lelah menangis setelah kehilangan sesuatu yg sangat berharga darinya.  Saat kita memandang kondisinya sekarang, kita tidak tau apa yg pernah diperjuangkan sebelumnya, pengorbanan apa yg dia dapat untuk bisa mendapat segala kelebihannya sekarang.  Dari satu sisi kita mungkin dia terlihat sangat bahagia, dari sisi lain mungkin karena dia pandai untuk bersyukur, untuk tidak mengeluh, dan selalu berjuang buat hidupnya.  Jangan menilai sesuatu dari hasilnya saja tapi bagaimana proses yang menjadikannya seperti itu.

8 Jun 2016

Membumi

Masih membumi
Terkadang dia menyentuh kakiku
Jika khusyuk menyentuh keningku
Sejuk menyingkap sepi
Tidak perna sendiri
Dia menciptakannya untukku
Menemani jika sepi
Mewarnai disela-sela teriknya
Pesannya mudah saja
Rawat hingga Sang Cipta menyudahinya
Iya seperti malam ini dan yang lalu-lalu
Aku masih saja membumi




 

Coretan Peri Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang