28 Okt 2014

Ambang Sadar

Sadar..
Terlampaui satu masa sudah
Tak beranjak
Tak bergeming
Bangkit dari kesadarannya
Pukul saja pundaknya
Tampar saja pipinya
Entah..
Terlalu terhanyut kah
Ku pikir sudah mati
Kaku terbujur pilu
Disana terbahak bahak
Keegoisan bergelayut dipunggungnya
Yang masih kunikmati
Dari balik semak-semak berduri
Bahkan ilalang pun lelah
Membisik ditengah bulu kudukmu
Tetaplah berkawan
Saat senja mulai memaksa
Mengubur hidup hidup mentari
Waktu sang jantan tanpa malu-malu
Berkokok kegirangan bersama fajar
tak berpihak kesadaranmu
Ku tampar lagi pipiku
Atau pipimu jalang
Henti, diam saja disana
Tetap manis kulirik punggungmu
Dan tetap diambang kesadaran

25 Okt 2014

Cerita dari Langit

tak pernah terpikirkan.  saat ini berdiri dihamparan laut luas dengan sunset kuning kemerahan berkilau menawan.  hidup bergantung dengan pulau kecil yang penuh dengan pantai dan cerita didalamnya.  waktu kecilku yang selalu mengidamkan pantai karena jarang keberadaannya disebuah kota besar ibukota provinsi tempat kelahiranku.  sekarang semua diwujudkanNya, hidup dikelilingi pantai karena saat ini aku berdiri disebuah kepulauauan.  mulai kecil aku yang selalu diajarkanNya hidup yang penuh dengan kejutan dan tidak keterdugaan.  cerita yang selalu luarbiasa dalam perjalanannya tidak pernah mudah tanpa kerja keras.  kisah yang selalu bervariasi dalam setiap alur dan endingnya.  semuanya tentang perjuangan, doa, dan kejutan. 

23 Okt 2014

Demikian

Penilaian tentang imbalan
apakah layaknya jasa
Ini beda
Ini bukan pamrih
Sebanding dengan rasa
Demi apa semuanya
Sebatas inikah
Penafsiran yg tertoreh
Oleh tangan ikhlas
Sang bidadari semu
Terlintas kecewa
Disudut matanya
Demikian

14 Okt 2014

Sesendok Gila

Jika sejauh ini
hanya pahit yang terkecap
hingga menusuk jantung
Sepahit apa kau pikir
Bolehkah ku tuang
cukup sesendok gila saja ke dalamnya
Mengoyak jiwa jika
Ku coba lagi meneguknya
Kau menyuguhkannya
Tapi tak sedikitpun menemaniku
menghabiskannya
Mungkin bisa jika aku boneka
diciptakan tanpa indera perasa
Cukup saja kau beriku cawan
Bila kau tau endingnya
Hanya menuangkan
kopi pahit tanpa gila

3 Okt 2014

Ketuaan

Tatkala langkah tak lagi cepat
Merenungi beberapa silam
Kaki ini masih sigap
Menciumi aspal yang legam
Lalu otak ini pun kompak
makin tak seirama lagi
Penampungan yang kian sempit
Jika terlahir beberapa saat lalu
Ini hanya khayalan
Seorang juragan imaginasi konyol
Yang mengharap penyusutan
Si empu yang mulai malu-malu
Tak sanggup menoleh dan berkelit
Saat melirik dua digit angka itu
Inilah realita depan mata
Entah berapa lama lagi
Tahun tahun ini menggerogoti
Waktu dan kisah yang sudah
Dan akan terlewati

1 Okt 2014

Bait Takdir

Biasanya..
Kau yg menyinari
Saat ku redup
Biasanya..
Kau yg menceriakan
Saat ku layu
Entah berapa lama
Ku membiasakan yg tak biasa
Terlalu singkat cerita ini
Kisah indah yang melekat erat
Dan perlahan kini luruh
Saat takdir berkata sudah
Cukup dan tak mungkin lagi
Melukiskan tentang cerita
Saat dunia harus memilihku
Dan kau terbang lebih dulu
Tinggi ke dunia yang tak berujung
Ku hanya bisa termenung lugu
Mengenang dan lirih bergumam
Dalam bait doa merdu
Tempat terbaik disana
Dan selalu terindah
dalam cerita dan memoriku

 

Coretan Peri Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang