30 Sep 2016

Dongeng Malam

Selamat malam duhai malamku
Masih dengan beberapa baris kata
Yang akan menjadi cerita
Tentang matahari hingga bulan
Mana yang putih atau keabu-abuan
Kapan cinta, suka, atau luka
Membentuk seutas makna
Sebuah dongeng kelak
Untuk suatu masa kanak-kanaknya





22 Sep 2016

Kopiku

Hambar pagi ini jika aromamu tidak mengudara
Pahit, kental dan pekat beradu
Ramuan candumu 
Kau kopiku







21 Sep 2016

Pola

Jika titik terkumpul menjadi pola
dan pola terkumpul menjadi lukisan
ingin kubuat itu seindah mungkin
terulang tanda tanya
tanya yang sudah terjawab

-A-

20 Sep 2016

Masih Kamu

Seketika bahagia mengepungku, saat kutatap lekat wajahmu
Mendadak keteduhan menyergap, saat kunikmati sekulum senyummu
Dan sekejap rindu mengendap berlalu dalam hening memecah sapaanmu

19 Sep 2016

Tanggal Dua puluh

Secerah pagi ini
Saat aku masih bercengkrama seperti dulu waktu kanak-kanak
Tanpa sandiwara, tanpa pura-pura bahagia
Walaupun tanpa lilin 
Tetapi kali ini tanpa rindu yang berbisik sinis menggelayuti
Lalu dia berkata
Semoga sinarmu makin cerah
Tetap menjadi gadisku yang riang
Semakin berwarna hingga tak terhingga
Selamat tanggal dua puluh


16 Sep 2016

Sabtu di Bandara

Masih menunggumu dibawah awan-awan berharap kau akan terjun dan menerobosnya paksa melewati partikel-partikel transparan yang indah seperti kapas berhamburan.
Dengan sepasang kaki berbalut sneakers putih yang masih setia dengan langkahku dan semoga Tuhan mengijinkannya untuk menjadi dua pasang beserta langkahmu.
Aku dibandara sabtu ini.

15 Sep 2016

Pelupa

Aku yang kadang terlupa menghapusmu dalam ingatanku
Setelah lalu kau benamkan dalam jerami
Saat jiwaku sudah mulai biasa dengan keteduhan yang ternyata kau pupuk tanpa menyiramnya

Pertapa

Diam tidak beranjak
Seperti lumpuh
Pandang tidak kasat
Seperti buta
Dengar tidak bersuara
Seperti tuli
Sunyi tidak berkata
Seperti bisu
Jalan tidak menapak
Saperti berhenti
Tetapi bergerak
Jiwanya menyusuri
Lorong-lorong sunyi
Mencari Tuhannya
Hanya dia dan Tuhan
Cukup mereka berdua



4 Sep 2016

Bulan Ke Sembilan

Bagai marathon
Waktu ini berlari berlalu
Hingga akan genap lagi
Pengurangan kesempatanku
Menikmati kefanaan ini
Kadang ku hanya merasa terjebak
Dengan tubuh yg tidak sesuai angkanya
Ku sambut saja dengan sunggingan senyum manisku
Semoga nantinya makin indah
Hari ini dan esok-esok seterusnya



Seikat Bunga

Tangkai demi tangkai
Kurangkai lagi bunga-bunga ini
Saat pernah kupetik ditepi jalanan
Dia yang sore tadi terabaikan
Hampir layu berserakan tertiup angin
Kini dia menjadi layak
Dan wangi semerbak
Berkilau dengan pitanya
Akan digenggam sempurna
Untuk dia yang kau puja






 

Coretan Peri Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang