27 Sep 2015

Seni Peri

Dia adalah peri berambut biru metalik
Sayapnya yang tak begitu lebar
Terlihat biasa saja
Aku hanya ingin menulis dan menulis
Separuh hidupku dengan huruf- huruf, kata-kata, sajak-sajak, beserta imajinasi
Dengan ini aku berkomunikasi
Saat aku merindukannya
Saat aku sakit, tertawa, bahkan menangis
Semuanya hingga seseorang memanggil bangga dibelakang namaku
Separuh aku dan separuh lagi seni


Gantungan bambu

Teringat suara gantungan bambu
Kala tertiup angin
Begitu menenangkan
Seperti rumah sederhana itu
Tetapi senyaman awan
Semanis senyuman ibu
Aku yang selalu suka 
Aroma tanah terkena hujan
Sambil memandanginya dibalik jendela
Ditambah sempurna
Suara bambu yang tergantung diteras
Tiada senikmat momen itu
Dan aku merindukannya

Desis Layu

Saat sudah terlampau kering
Padi-padi ini berjajar disawah
Dia menunggu rintik-rintik hujan
Tetap bertahan hidup
Hingga awan-awan cantik itu
Berubah menjadi keabu-abuan
Dan memberinya harapan lagi
Awan abu-abu lalu menghitam 
Belum tentu meneteskan airnya
Si padi telah menunggunya
Masih bertahan dan sabar
Tiap melihat awan berubah warna
Harapannya bagai merekah 
Lalu mendadak menguncup lagi
Bahkan dia siap jika si matahari 
Membakarnya hingga layu
Aku hanya padi-padi dibawah
Sedang kau awan-awan putih diatas
Cukup saja kau dengarkan desis daunku
Aku hanya takut jika abu-abu lalu menghitam tetapi tidak meneteskan gerimismu
Jangan lagi kedua kali



19 Sep 2015

Dua Puluh September

Terimakasih,
Karena hari dan hari
Saat Kau sentuh aku
Dengan berbagai warna
Kau lukis sedemikian rupa
Seperti hanya coretan abstrak
Yang tak akan indah
Jika tanpa hikmah memandangnya
Kau Sang Maha Karya
Terimakasih,
Atas segala ekspresi
Untuk warna dan cerita
Bagi Hari-hari dan makna


18 Sep 2015

Pasangan Waktu

Kecil menjadi besar
Besar menjadi tua
Ini hanya waktu
Tetaplah berdetak
Detik mengubah menit
Matahari mengubah hari
Tumbuh dan berkembang
Itu mutlak
hidup adalah pilihan
matahari dan bumi berkorelasi
Terlibat dalam sebuah hubungan
Saat tak kau sadari perannya
Mereka sepasang yang anggun
Penuh cinta tanpa kata
Dari Sang Maha Cipta

10 Sep 2015

rengekanku

rengekan-rengekan yang sama
tiap ku bersimpuh
Kau tenang membelaiku
dan tidak akan bosan
RencanaMu pasti lebih megah
Kau lebih tau
dari sekedar yg kumau
hadiah itu akan tiba
hingga senyuman lega
dan tertunduk haru
bersama semesta 
berbisik Subhanallah...




7 Sep 2015

Dua Musim

Dan aku lelah
Terduduk dikursi-kursi taman sore itu
Menghirup udara menikmatinya
Berharap bunga itu bersemi lagi
Bukankah aku yang paling sabar
Menanti bunga-bunga musiman 
Dari gugur hingga bersemi
Biarkan aku istirahat sebentar
Sekedar bersandar dan bernafas
Jika nanti bunga taman ini mekar
Tepuk saja pundakku
Aku akan melanjutkannya




Menarilah

Angin berhembus mesra
Rumput yg semakin menguning
Hanya bisa memandangi
Daun-daun yang seolah menari 
Saat udara dengan lembut membelainya
Menarilah sesukamu
Aku yang sudah terlalu lelah
Menunggumu terbang kearahku
Rumput yang tak bisa berkutik
Cukup saja kunikmati
Keanggunan lekuk-lekuk indahmu
Menarilah atau berlarilah sesukamu
Hingga saatnya semua menguning
Tersapu lalu bersemi

2 Sep 2015

Kaffeinku

Duduk berdua ditemani cangkir yang sama dihadapannya
Apapun kita selalu berbeda
Aku dengan kaffeinku dan kau dengan teh manismu
Keadaan itu selalu sama walau dengan cerita yang berbeda
Sebuah kisah kaffein dan teh manis
Dan kau yang sempat jadi kaffeinku
Hingga mereka pada suatu tempat yang berbeda
Duduk saja disitu dengan kaffeinmu
Kau juga duduk saja disana dengan teh manismu
Tapi entah kenapa aku masih menyukai kaffeinku





 

Coretan Peri Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang